Kamis, 21 Januari 2016

Keliling Kota Jakarta Bareng "Mpok Siti"

Hai, ketemu lagi sama aku, cowok paling kece sekampung tempat aku tinggal. Wakakakak... Narsong banget sih! Ini adalah tulisan keduaku. Sebelumnya tulisan pertamaku berjudul "Pengalaman Pertama Naik Pesawat Terbang". Tulisan keduaku ini masih ada hubungannya sama tulisan pertamaku, yakni pengalamanku liburan ke Jakarta saat libur Natal 2015 kemarin. Langsung aja ya aku cerita. Pasti udah nggak sabar kan? (pede banget!)

Jadi liburan Natal 2015 kemarin aku ke tempat temanku di Jakarta. Sebenarnya temanku tinggalnya nggak di Jakartanya persis sih, tapi di Tangerang. Hehe... Tapi aku nyebutnya tetep Jakarta, kan Jakarta sama Tangerang juga nggak begitu jauh. Haha... Nah, aku liburan ke Jakarta selama 4 hari 3 malam (19-22 Desember 2015), dan aku menginapnya di tempat temanku itu tanpa dipungut biaya menginap sepeser pun. Hahaha... baik banget ya temanku itu. Love you bro! 

Seninnya, tanggal 21 Desember 2015, temanku masuk kerja, dan aku ditinggal di kost-nya sendirian. Hiks... sedih. Padahal kalo dia libur, aku pengen ajak dia keliling kota Jakarta. Sempat bingung acaranya mau ke mana, akhirnya aku browsing nyari-nyari tempat yang mengasyikkan di Jakarta. Pas browsing, aku menemukan sebuah blog yang tulisannya tentang city tour keliling Jakarta bareng Mpok Siti. Buat yang belum tau Mpok Siti, pasti ngiranya Mpok Siti itu nama orang. Padahal Mpok Siti itu adalah sebutan untuk bus double decker (bus tingkat) di Jakarta. Kenapa dinamakan Mpok Siti? Aku juga nggak tau. Hahaha... Mungkin yang orang Jakarta lebih tau.

Nih lho Mpok Siti yang dimaksud. Haha

Setelah membaca tulisan tentang Mpok Siti itu, aku jadi tertarik buat nyobain. Untuk naik Mpok Siti ini, kita harus menuju ke kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, tepatnya di bundaran HI, karena di situ ada halte City Bus Tour a.k.a Mpok Siti. Padahal aku ada di daerah Gading Serpong, Tangerang. Jauh juga kalo harus ke Thamrin, jaraknya sekitar 30 kilometer dari Gading Serpong. Tapi demi menghilangkan rasa penasaran, akhirnya aku putuskan untuk tetap meluncur ke kawasan Thamrin. Untung aja temanku belum berangkat kerja, jadi aku bisa nanya langsung gimana caranya menuju ke Thamrin dari Gading Serpong, Tangerang. Temanku bilang kalo mau ke Thamrin bisa naik shuttle bus yang melayani rute Summarecon Mall Serpong-FX Sudirman. Harga tiketnya pun cukup murah, yakni cukup Rp 22.000 aja.

Kayak gini lho shuttle-nya

Harga tiketnya cukup Rp 22.000 aja. Cukup murah bukan? 

Pukul 08.30, selesai sarapan, aku keluar dari kosan temanku menuju ke shelter Trans Summarecon. Jarak shelter Trans Summarecon dari kosan temanku pun nggak begitu jauh, sekitar 1 kilometer, jadi jalan kaki pun nggak masalah. Sampai di shelter Trans Summarecon, aku langsung membeli tiket. Setelah dapat tiket, langsung naik ke bus (ya iyalah, masak mau balik ke kos). Waktu naik ke bus, aku lihat sudah ada 1 penumpang yang duduk. Interior Trans Summarecon ini cukup bagus dan bersih.

Interiornya Trans Summarecon

Sekitar pukul 09.00, bus mulai diberangkatkan. Waktu itu hanya ada 3 penumpang, termasuk aku. Beberapa menit kemudian, bus berhenti sejenak di halaman Summarecon Mall Serpong untuk menaikkan beberapa penumpang, setelah itu bus kembali melaju menuju Jakarta. Di bus, aku benar-benar menikmati perjalanan. Saat memasuki kota Jakarta, aku benar-benar kagum dengan gedung-gedung pencakar langitnya yang menjulang tinggi. Keren! (kok aku norak banget sih. Haha)

Pemandangan kota Jakarta

Sekitar pukul 11.00, bus udah sampai di pemberhentian terakhirnya di kawasan Sudirman. Lama juga perjalanannya, sekitar 2 jam. Maklum, tadi kena macet di tol dalam kota, jadi ya lama deh. Sebelum turun, aku tanya sama sopirnya di mana halte City Bus Tour (Mpok Siti). Eh, sopirnya malah nggak tau. Kalo dilihat dari logat bicaranya sih, sepertinya si sopir orang Jakarta, tapi kok nggak tau haltenya Mpok Siti ya? Gimana sih? Hihi... Lalu aku tanya sama kondekturnya, eh kondekturnya juga nggak tau. Duh, pye to iki? (duh, gimana to ini?). Si kondektur nyuruh aku tanya sama driver Go-Jek yang kebetulan ada di situ. Si driver Go-Jek bilang kalo halte City Bus Tour ada di bundaran HI, dan jaraknya lumayan jauh dari FX Sudirman, sekitar 2 kilometer. Lalu aku tanya sama si driver Go-Jek bisa nggak mengantarkan aku ke situ, driver Go-Jeknya bilang nggak bisa karena lagi nggak narik penumpang. Sempat bingung juga sama si driver ini. Heheh... Akhirnya si driver menyuruhku untuk naik bus Kopaja nomor 19 yang melewati bundaran HI. Ya udah, akhirnya aku naik Kopaja. Menunggu beberapa menit, akhirnya Kopaja yang dimaksud datang juga. Langsung aku naik ke bus. Sebenarnya agak parno juga sih naik Kopaja. Tau sendiri kan Kopaja busnya kayak gimana, sopirnya terkenal suka ugal-ugalan. Emang sih Kopaja itu tarifnya sangat murah, cukup Rp 3.500 aja, tapi kalo nyawa kita jadi taruhan, siapa yang mau? Bus Kopaja yang aku naiki waktu itu kondisinya penuh penumpang, bahkan banyak juga penumpang yang berdiri. Belum lagi ditambah banyaknya pengamen yang naik ke bus, apalagi penampilan pengamennya kayak preman. Hiii... takut!

Setengah jam kemudian, bus akhirnya sampai di bundaran HI. Aku segera turun. Ketika turun, aku lihat seorang petugas security berdiri tak jauh dariku. Langsung aja aku tanya sama dia di mana halte City Bus Tour. Petugas itu bilang kalo haltenya ada di dekat jembatan penyeberangan bundaran HI. Langsung aja aku menuju ke tempat yang dimaksud, dan akhirnya ketemu juga. Horeee... Sampai di halte, ternyata banyak juga penumpang yang lagi nunggu Mpok Siti. Di situ juga banyak penjual makanan dan minuman. Ada kejadian lucu tapi juga menjengkelkan waktu aku nunggu si Mpok Siti. Jadi di dekatku itu ada gerobak es dawet, tapi penjualnya nggak ada (nggak tau deh ke mana). Nah, kebetulan ada orang yang mau beli es dawet, dan orang itu ngiranya aku penjualnya. Dengan nada cukup keras orang itu bilang ke aku, "Mas, beli es dawet, mas!" Aku jawab aja, "Saya bukan penjualnya, mas!" (dalam hati aku bilang, "sialan, masak tampang kayak gini dikira penjual es dawet."). Nggak lama kemudian penjual yang sebenarnya muncul, tau deh dari mana, mungkin habis kulakan es dawet di Arab kali.

Nunggu sekitar 30 menit, akhirnya si Mpok Siti datang. Dalam hati aku langsung bersorak senang. Hahay... Waktu mau naik, ada 2 orang bule yang juga mau naik Mpok Siti (sorry, nggak ada penampakan bulenya, karena aku males aja ngambil fotonya. Haha).

Horeee... Akhirnya si Mpok Siti datang

Mpok Siti yang aku naiki ini warnanya merah, bukan biru kayak di foto yang pertama. Mpok Siti ini ternyata dioperasikan oleh Transjakarta dan disponsori oleh sebuah perusahaan minuman terkenal di dunia. Kondisi bus penuh penumpang, tapi untungnya bagian atas masih ada kursi yang kosong, jadi aku masih kebagian tempat di atas. Asyiikk... Ternyata 2 orang bule yang barengan aku nunggu Mpok Siti juga duduk di atas.

Narsis di dalam Mpok Siti. Hihi...

Mpok Siti ini rutenya memutar, melewati tempat-tempat menarik di Jakarta, seperti Museum Gajah, Monumen Nasional, Masjid Istiqlal, Gereja Katedral. Oh ya, waktu aku naik Mpok Siti ini, tarifnya masih gratis. Kalo sekarang aku kurang tau, apakah masih gratis apa udah bayar. Yang unik dari Mpok Siti ini adalah sopirnya wanita. Jarang-jarang kan ada wanita yang jadi sopir bus. Cuma kekurangan Mpok Siti ini adalah tidak adanya pemandu yang menjelaskan tempat-tempat yang kita lalui. Sangat disayangkan sekali!

Setelah puas berpusing-pusing kota Jakarta dengan Mpok Siti, akhirnya aku turun di tempat yang sama seperti waktu aku nunggu Mpok Siti tadi. Di sini aku mengalami kebingungan, balik ke shelter-nya Trans Summarecon di FX Sudirman gimana? Ogah kalo naik Kopaja lagi. Mau naik Busway, tapi di dekat bundaran HI nggak ada halte Busway. Akhirnya aku jalan kaki dulu melewati jembatan penyeberangan di bundaran HI. Saat berada di jembatan penyeberangan, aku sempatkan buat mengambil gambar bundaran HI, karena ini pertama kalinya aku melihat bundaran HI secara langsung. Hehe... Ketauan ndeso ya? Haha.

Bundaran HI dengan Patung Selamat Datangnya yang terkenal

Setelah mengalami kebingungan beberapa saat, akhirnya aku putuskan ke Sudirmannya naik Go-Jek. Segera aku order Go-Jek melalui aplikasi Go-Jek yang ada di smartphone-ku. Aku nyuruh driver-nya buat jemput aku di Jalan Jenderal Sudirman dekatnya Bank S*lut. Nggak nunggu lama, akhirnya driver Go-Jek-nya datang. Thanks God, Go-Jek saves my life! Hihi...

20 menit kemudian aku sampai di FX Sudirman. Setelah bayar ongkos Go-Jek, aku langsung naik ke Trans Summarecon yang kebetulan udah ada di situ. Akhirnya kesampaian juga deh buat merasakan naik Mpok Siti. Rasanya senang. Selesai sudah petualangan keliling Jakarta hari ini, dan saatnya kembali ke Tangerang. See you next time, Jekardah!    

Itulah pengalaman liburanku ke Jakarta. Sangat mengesankan! Pokoknya susah diungkapkan dengan kata-kata (halah, lebay!). Sampai jumpa di pengalaman liburan berikutnya.          
   

  

Rabu, 20 Januari 2016

Pengalaman Pertama Naik Pesawat Terbang

Annyeong hasseyo, halo semua! Ini adalah tulisan pertamaku di blog. Udah lama pengen bikin blog, tapi baru kesampaian awal 2016 ini. Hehe... Kali ini aku mau menceritakan pengalaman pertamaku naik pesawat terbang. Berhubung ini tulisan pertamaku, mohon maaf ya kalo tulisannya masih amburadul. Heheh...

Langsung aja ceritanya nggak pake lama. Naik pesawat? Hmmm... Sebagian orang pasti punya impian suatu saat pengen naik pesawat, nggak terkecuali aku sih (siapa yang nanya?). Haha... Naik pesawat sekarang bukanlah sesuatu yang mustahil lagi; harga tiket pesawat yang cukup murah saat ini membuat siapa saja bisa terbang dengan pesawat. Apalagi sekarang banyak bermunculan maskapai berbiaya murah atau low cost carrier, seperti Air Asia, Lion Air, dan Citilink. Udah lama aku memimpikan pengen naik pesawat, dan Puji Tuhan, impian naik pesawat akhirnya terwujud di penghujung tahun 2015. 

Jadi ceritanya tuh begini. 3 bulan sebelumnya, aku bilang sama temanku yang ada di Jakarta kalo liburan Natal nanti aku mau main ke tempatnya. Kebetulan temanku kerja di Jakarta, di sebuah hypermarket terbesar di Indonesia. Setelah melalui negosiasi yang alot (halah, bahasanya), akhirnya fix aku berangkat ke Jakartanya tanggal 19 Desember 2015. Tanggal udah fix, tapi masih belum tau ke Jakartanya naik apa, masih galau (ceileh!). Haha... Setelah melalui meditasi yang panjang (jiaahh... gayanya meditasi), akhirnya aku putuskan ke Jakartanya naik pesawat. Udah lama banget pengen naik pesawat, tapi ya belum kesampaian. Mumpung ada sedikit rejeki berlebih dan juga kesempatan, ya nggak ada salahnya buat nyoba naik pesawat. Asyik asyik... (langsung lonjak-lonjak kegirangan).  

Akhirnya memasuki bulan Desember, bulan yang aku nanti-nantikan. Yeaahh... 3 minggu sebelum keberangkatan, aku nyari-nyari tiket pesawat murah Semarang-Jakarta di internet. Setelah nyari sana-sini, akhirnya dapat juga tiket pesawat murah Semarang-Jakarta. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku pilih naik maskapai NAM Air (anak perusahaan Sriwijaya Air). Untuk tiket, aku booking-nya via Tr*vel*ka, dan dapat harga Rp 390 ribu untuk booking 3 minggu sebelum keberangkatan. Cukup murah bukan? Dengan harga segitu, udah dapat fasilitas bagasi cuma-cuma sebesar 20 kg dan juga makanan; harga tiket juga udah termasuk passenger service charge (airport tax).

Hari-hari menjelang keberangkatan, perasaanku campur aduk, antara senang, takut, bingung, juga galau, semuanya campur jadi satu. Maklum, ini pengalaman pertamaku naik pesawat terbang, jadi aku belum paham gimana prosedur memasuki bandara dan juga naik ke pesawat. Aku masih membayangkan bahwa masuk bandara itu ribet banget. Nggak mau entar di bandara kayak orang hilang, aku browsing-browsing aja di internet tentang tips naik pesawat terbang untuk pertama kalinya. Setelah mendapatkan cukup banyak ilmu tentang tips naik pesawat, akhirnya aku udah nggak bingung lagi. Tapi tetap aja aku masih sedikit takut, takut entar kesasar atau malah ditangkap sama petugas bandaranya. Hahaha... 

19 Desember 2015, akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Nggak sabar rasanya buat naik pesawat. Pukul 11.00, aku udah berangkat dari rumah menuju Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang dengan diantar adikku. Sebenarnya jam keberangkatan pesawatnya masih lama, yakni pukul 15.05. Tapi ya nggak apa-apalah datang lebih awal, daripada nanti aku ketinggalan pesawat dan nggak jadi terbang, bisa-bisa aku nangis 7 hari 7 malam (lebay!). Pukul 12.30, aku udah sampai di bandara. Masih ada waktu sekitar 2,5 jam sebelum pesawat take off, dan aku gunakan untuk melihat-lihat bandara. Berhubung haus, aku membeli minuman di sebuah restoran yang ada di Bandara Ahmad Yani. Pas mau bayar dan liat total harganya benar-benar bikin mata melotot. Buset dah, MAHAL AMAT! Aku beli 2 botol teh P*cuk H*rum habisnya Rp 20 ribuan (harga 1 botol Rp 8 ribuan + pajak restoran 10%). Padahal kalo beli di minimarket kayak Ind*mar*t harganya cuma Rp 4 ribuan 1 botolnya. Akhirnya aku baru sadar kalo harga makanan dan minuman di bandara itu mahal banget. Lain kali nggak lagi deh beli makanan atau minuman di bandara. Hahaha...

Jam menunjukkan pukul 13.30, akhirnya aku pamitan sama adikku untuk masuk ke dalam.  Makasih ya brother udah diantar ke bandara. Sampai di pintu masuk, aku langsung menunjukkan e-tiket dan kartu identitasku pada petugas yang ada di situ. Setelah itu menaruh barang-barang bawaan di baki yang disediakan untuk dilakukan pemeriksaan. Barang-barang yang mengandung logam, seperti jam tangan dan handphone, juga harus ditaruh di baki. Sementara barang-barang bawaan diperiksa, aku berjalan melalui metal detector. Lolos pemeriksaan, aku segera menuju ke counter check-in NAM Air. Counter check-in NAM Air ini jadi satu dengan counter check-in Sriwijaya Air, karena memang mereka satu grup. Sampai di counter check-in, aku menunjukkan e-tiket dan kartu identitasku pada petugas counter, lalu petugas counter akan mencetak boarding pass. Petugas counter juga menanyaiku apakah ada barang bawaan yang akan masuk bagasi. Berhubung aku hanya bawa 1 buah tas ransel, aku bilang saja nggak ada. Akhirnya aku dapat boarding pass dan segera menuju ke ruang tunggu (boarding gate). 

Boarding pass-nya NAM Air (simpel banget yak?)

Sebelum memasuki boarding gate, aku harus melalui pemeriksaan lagi. Prosedurnya sama seperti pemeriksaan tahap pertama tadi, barang-barang bawaan ditaruh di baki yang disediakan, dan kita diharuskan berjalan melalui metal detector. Setelah lolos pemeriksaan tahap dua, akhirnya aku diizinkan masuk ke boarding gate. Asyik asyik, senangnya! Hehe...

Keadaan di boarding gate ini ramai sekali, banyak para calon penumpang yang menunggu buat boarding. Selama menunggu, aku bisa melihat pesawat yang lalu-lalang. Sesekali aku juga memperhatikan layar informasi penerbangan, atau biasa disebut flight information display system (FIDS), untuk mengetahui status penerbanganku. Rasanya nggak lucu aja kalo aku sampai ketinggalan pesawat gara-gara nggak memperhatikan status penerbanganku. Selain nggak jadi terbang, uang pun juga melayang. Haha...

Pukul 14.35, petugas bandara menginformasikan kepada seluruh penumpang NAM Air untuk menuju ke gate 2 karena sebentar lagi pesawat akan segera diberangkatkan. Yes, akhirnya berangkat juga! Langsung aja aku menuju ke gate 2 dan menunjukkan boarding pass-ku pada petugas yang ada di situ. Setelah menunjukkan boarding pass, akhirnya aku dipersilakan menuju ke pesawat.   

Pesawat NAM Air yang akan membawaku ke Jakarta

Sempat bingung melihat pesawat yang akan aku naiki, lho kok Sriwijaya Air? Kok bukan NAM Air? Tapi ternyata di bawah jendela pesawat ada tulisan kecil "Operated by NAM Air". NAM Air ini memang anak perusahaannya Sriwijaya Air, dan pesawat yang digunakan pun bekasnya Sriwijaya Air, yakni berjenis Boeing 737-500. Ketika masuk ke dalam pesawat, aku disambut ramah oleh pramugaranya. Yah, kok pramugara sih, bukan pramugari? Sedikit kecewa kenapa bukan pramugari cantiknya yang menyambutku. Haha... norak! Oleh pramugaranya, aku ditanya duduk di seat nomor berapa. Setelah aku bilang kalo aku duduk di seat 10E, si pramugara menunjukkan letak seat-ku. Setelah tau seat-ku, aku pun duduk manis. Dan yang bikin aku melonjak kegirangan adalah aku dapat seat di samping jendela (window seat). Di window seat ini, kita bisa melihat pemandangan langit dengan jelas. Sebelum pesawat take off, para kru kabin memperagakan keselamatan penerbangan. Saat pesawat akan take off, kru kabin meminta semua penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman dan juga menonaktifkan telepon genggam.  

Dapat window seat  euy!

Nggak lupa buat narsis di dalam pesawat. Hehe

Tepat pukul 15.05, pesawat take off, sesuai yang tertera di tiket. Nggak ada delay sama sekali. Ketika udah lepas landas, para kru kabin mulai membagikan snack dan minuman. Untuk penerbangan kurang dari 2 jam, NAM Air memberikan snack berupa sebungkus wafer T*ngo dan 1 cup air mineral. Cukuplah buat mengganjal perut. Di dalam pesawat juga disediakan majalah, namun tentunya tidak untuk dibawa pulang. Bagi yang suka pernak-pernik, NAM Air juga menyediakan katalog di mana kita bisa melihat-lihat pernak-pernik yang ditawarkan. Jika ada yang kita suka dan ingin dibeli, tinggal bilang sama kru kabinnya. Berhubung uangku pas-pasan, ya aku nggak beli. Hahaha...

Selama berada di pesawat, aku memilih untuk melihat pemandangan di luar daripada tidur. Dalam hati, aku senangnya bukan main akhirnya kesampaian juga naik pesawat. Karena nggak pengen momen naik pesawat terlewatkan begitu saja, aku mengabadikan pemandangan langit melalui kamera handphone. 

Pemandangan langit dari dalam pesawat

Pukul 16.00, pilot menginformasikan bahwa pesawat akan segera landing di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta. Batinku, "Wah, kok cepet amat yak?" Nggak kerasa padahal baru aja take off, tau-tau udah mau landing. Hihi... Dan tepat pukul 16.10, pesawat mendarat dengan cantik di Bandara Soekarno Hatta.

Akhirnya pesawat mendarat dengan cantik di Jakarta

Welcome to Jakarta! Akhirnya aku menginjakkan kaki di Jakarta. Ada perasaan senang dan kagum setelah sekian lama nggak ke Jakarta, dan ini pertama kalinya aku melihat Bandara Soekarno Hatta, bandara tersibuk di Indonesia.

Welcome to Jakarta! (sorry kalo gambarnya nge-blur, soalnya motretnya sambil jalan. Haha)

Itulah pengalaman pertamaku naik pesawat terbang. Ada perasaan senang bercampur haru (lebay lagi. Haha). Ternyata naik pesawat itu nggak seribet yang dibayangkan, dan sangat menyenangkan. Semoga next time aku diberi kesempatan lagi untuk naik pesawat dan terbang ke tempat yang lebih jauh lagi. Amin. Impianku, aku pengen ke Korea Selatan biar bisa ketemu aktris cantik Song Hye Kyo. Hahaha...

Terima kasih buat yang udah baca tulisanku. Sekali lagi, mohon maaf kalo bahasanya masih berantakan, karena tiada tulisan yang sempurna. Hehe... Keripik, eh kritik, dan saran sangat dinantikan demi perbaikan tulisan. See you next time!