Senin, 24 Oktober 2016

Pengalaman Naik Bus Bejeu dari Tangerang ke Semarang

Pengalaman ini sebenarnya udah agak lama, udah hampir setahun, tapi nggak ada salahnya untuk aku ceritakan, sekalian buat nostalgila. Haha...

Cerita ini masih ada hubungannya sama tulisan pertama dan keduaku di blog yang tentang liburan ke Jakarta pas libur Natal 2015 kemarin. So, mari langsung ke cerita!

Jadi, setelah 3 hari di Jakarta, akhirnya tiba saatnya aku untuk balik ke Semarang. Kali ini aku nggak naik pesawat seperti pas berangkatnya ke Jakarta, tapi naik bus. Kok naik bus sih? Iya, soalnya kalo pergi-pulang naik pesawat, duitnya nggak cukup. Hahaha...

Bus yang aku naiki kali ini adalah Bejeu. Tiket bus udah aku pesan jauh-jauh hari sebelum ke Jakarta via online. Jadi pas mendekati hari keberangkatan, nggak perlu pusing lagi mikirin masalah tiket.

Ini tiket busnya

Bus berangkat dari Terminal Poris, Tangerang pukul 14.30 WIB, dan setengah jam sebelumnya, para penumpang diharapkan udah berkumpul di terminal. Pukul 13.00, aku udah keluar dari kost temanku. Setelah pamitan sama temanku, aku segera memanggil ojek untuk mengantarkanku ke Terminal Poris. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya ojeknya datang. Jarak kost temanku ke Terminal Poris sekitar 10 kilometer. 20 menit kemudian, aku sampai di Terminal Poris. Setelah membayar ongkos ojek, aku langsung masuk ke terminal. Ternyata bus yang akan aku naiki udah standby di terminal, langsung aja aku masuk ke dalam bus. Oh ya, Bejeu yang aku naiki ini berbalut bodi Scorpion King bikinan karoseri Tentrem dengan sasis Golden Dragon. Wah, mantap nih dapat bus bersasis Golden Dragon. Seringnya kalo naik bus dapatnya yang sasis Mercedes Benz atau Hino. Kali ini dapat kesempatan buat merasakan sasis Golden Dragon. Hehe...   

Bus Bejeu yang akan aku naiki udah standby di terminal (hayo, tebak mana bis yang aku naiki?)

Pas aku masuk ke dalam bus, aku melihat seat-nya Bejeu ini cukup lega dan nyaman, dengan konfigurasi seat 2-2 dan jumlah seat-nya 32. Yang bikin aku senang adalah aku dapat hot seat alias seat paling depan, persis di belakang sopir. Batinku, nggak salah dah aku naik Bejeu. Hahaha... Norak!

Interiornya Bejeu. Seat-nya lega dan nyaman

Sembari menunggu bus berangkat, aku sempatkan buat foto-foto. Oh ya, di bus Bejeu ini juga menyediakan fasilitas wi-fi gratis lho, sangat membantu sekali buat yang ingin online. Selain itu, bus juga menyediakan fasilitas coffee maker dan popmie gratis. Lumayanlah buat anget-anget. Hehe...

Pukul 14.30, bus mulai berangkat meninggalkan Terminal Poris. Bye bye Poris! Waktu berangkat dari Terminal Poris, penumpang bus masih sedikit, seat sebelahku pun masih kosong (dalam hati sih aku senang seat sebelahku kosong, dan berharap bakalan kosong sampai Semarang. Haha). Bus awalnya berjalan pelan. Bus berjalan menyusuri Jalan Benteng Betawi, lalu Jalan Jenderal Sudirman, dan kemudian Jalan Daan Mogot. Lalu lintas siang itu padat merayap, jadi bus nggak bisa ngejos larinya. Memasuki Jakarta, bus berhenti di Terminal Kalideres, Jakarta Barat untuk menaikkan beberapa penumpang, dan akhirnya sebelahku ada yang menduduki. Kirain sebelahku bakalan kosong sampai Semarang, ternyata ada orangnya toh. Kecewa deh gue! Haha... Bus berhenti di Terminal Kalideres kurang lebih 15 menit, setelah itu melanjutkan perjalanan lagi.

Perhentian berikutnya adalah Terminal Grogol, Jakarta Barat. Di sini, bus berhenti lumayan lama, sekitar 30 menitan. Banyak penumpang yang naik dari Terminal Grogol, dan membuat keadaan bus full penumpang.

Setelah berhenti lumayan lama di Terminal Grogol, akhirnya bus kembali melaju. Kali ini bus nggak berhenti-berhenti lagi di terminal (ya iyalah, orang udah penuh penumpangnya). Kru bus mulai membagikan snack dan air mineral botol. Lumayan buat mengganjal perut.

Dapat roti sama air mineral botol. Lumayan buat mengganjal perut

Bus melewati tol dalam kota Jakarta. Di tol dalam kota, bus sempat terjebak kemacetan parah. Maklumlah, sore hari kan jamnya orang pada balik kerja. Batinku, "Wah, bisa-bisa keluar Jakartanya jam 12 malam nih." Heheh...

Terjebak kemacetan di tol dalam kota Jakarta

Akhirnya sekitar pukul 19.00, bus baru bisa keluar Jakarta. Bus berjalan menyusuri jalan tol Jakarta-Cikampek dengan kecepatan sedang. Air suspension bus pun sangat terasa, membuat aku nyaman dalam bus, serasa kayak "hotel berjalan". Saat berada di jalan bergelombang pun, goncangan tidak akan terasa berkat kerja dari air suspension ini. Benar-benar nyaman dah!

Memasuki Cikampek, bus nggak keluar untuk lewat jalan biasa, tapi lurus terus lewat jalan tol Cipali. Dalam hati, aku bersorak-sorai karena akhirnya bisa merasakan lewat jalan tol yang katanya merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia.

Jam menunjukkan pukul 21.00, tapi bus belum juga berhenti di rumah makan buat menyervis para penumpangnya makan malam. Kirain bus bakal berhenti di rest area tol Cipali buat menyervis para penumpangnya, tapi ternyata malah jalan terus. Duh, mana perutku udah lapar lagi. Ternyata roti dari kru bus tadi nggak cukup buat mengganjal perut. Pengen rasanya aku bilang ke sopirnya, "Pak, berhenti buat makan dong, pak! Perutku udah lapar nih." Tapi akhirnya kuurungkan niatku itu. Haha...

Memasuki daerah Cirebon, hujan deras pun turun. Bus juga masih jalan terus, nggak berhenti buat makan malam. "Nih makan malamnya di mana sih? Kok nggak berhenti-berhenti?" Protesku, tentunya dalam hati. Heheh... Bahkan ketika udah memasuki Jawa Tengah pun, bus masih belum berhenti. Oalah, pye to iki? Inyonge wis ngelih banget iki. Hiks...

Sekitar pukul 23.00, akhirnya bus memasuki Rumah Makan Kedung Roso yang ada di daerah Brebes. Yeaahh... Akhirnya aku bersorak-sorai; cacing di dalam perut pun juga ikut senang. Haha... Tapi pas mau turun ternyata di luar hujan deras. Busnya pun parkirnya juga agak jauh dari rumah makannya, masak ya aku mau hujan-hujanan? Penumpang yang lain pun juga banyak yang nggak turun, cuma kru bus dan beberapa penumpang aja yang turun. Berhubung aku udah lapar stadium akut, akhirnya aku nekat aja hujan-hujanan.

Sampai di dalam ternyata makanannya udah habis-habisan; aku hanya kebagian nasi, mie goreng, dan ayam goreng. Minumnya pun cuma air mineral dalam kemasan, soalnya tehnya udah habis. Duh, nasib! Tapi ya nggak apa-apalah, penting makan.

Setelah selesai makan, aku segera kembali ke bus. Pukul 23.45, bus kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini sopirnya ganti sopir kedua. Sopir kedua ini jos juga bawa busnya. Berhubung mataku udah ngantuk berat habis makan, akhirnya aku putuskan untuk bobok imut.

Bangun-bangun ketika bus sedang berhenti karena terjebak kemacetan parah. Lihat jam di layar handphone ternyata jam 02.15. Aku nggak tau udah sampai mana, langsung aku buka Google Maps buat lihat lokasi. Ternyata udah sampai Batang. Bus berjalan pelan karena jalannya macet. Aku kira ada kecelakaan, ternyata ada perbaikan jalan.

Setelah beberapa menit bangun, akhirnya aku tidur lagi. Bangun-bangun lihat jam lagi ternyata udah jam 03.45. Pas lihat ke luar ternyata udah sampai di jalan lingkar Kaliwungu, Kendal. "Wah, bentar lagi mau turun nih," batinku. Aku nggak melanjutkan tidur karena sebentar lagi mau turun. Kalo tidur, bisa-bisa aku kebablasan sampai Jepara. Haha...  

Pukul 04.30, akhirnya bus sampai di daerah Krapyak, Semarang. Aku dan beberapa penumpang pun turun. Tak lupa aku ucapkan terima kasih pada kru bus yang telah mengantarkanku pulang ke Semarang dengan selamat. Terima kasih Bejeu!

Well, itulah pengalamanku naik Bejeu dari Tangerang ke Semarang. Overall, sangat puas! Walaupun servis makannya kalo dari arah barat lumayan jauh di daerah Brebes, tapi itu nggak bikin aku kapok naik Bejeu. Semoga ke depannya aku bisa merasakan naik Bejeu lagi. Amin!       


     

  

Jumat, 14 Oktober 2016

Tempat-tempat yang Wajib Dikunjungi ketika Berkunjung ke Kota Yogyakarta

Anda punya rencana untuk berkunjung atau berlibur ke kota Yogyakarta? Berikut akan saya beri referensi tempat-tempat menarik yang wajib Anda kunjungi ketika berada di kota Yogyakarta.

1. Kawasan Malioboro
Siapa yang tak tahu Malioboro? Ya, Malioboro sangat terkenal di kalangan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Bahkan ada yang berkata: "Belum ke Jogja kalau belum ke Malioboro." Pernyataan itu rasanya tidaklah berlebihan, karena Malioboro adalah ikonnya kota Yogyakarta. Kawasan Malioboro ini membentang sepanjang kurang lebih 2,5 km, dari Tugu Jogja hingga Titik Nol Kilometer Jogja.

Sumber: Google
Kawasan Malioboro


Sumber: Foto pribadi
Kawasan Malioboro pada malam hari

Di kawasan Malioboro ini, Anda bisa menemukan banyak toko dan pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam barang, mulai dari cinderamata khas Jogja hingga pakaian. Harga yang ditawarkan pun bervariasi. Saran saya, bila Anda membeli barang di pedagang kaki lima, Anda harus pintar-pintar menawar agar Anda bisa mendapatkan harga yang murah.
Menjelang malam hari, kawasan Malioboro akan ramai dengan pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai macam kuliner. Anda bisa memilih sesuai selera dan kantong Anda.
Di kawasan Malioboro juga terdapat tempat-tempat bersejarah, seperti Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Monumen Serangan Umum 1 Maret.
Untuk menyusuri kawasan Malioboro, Anda bisa berjalan kaki, atau jika Anda tidak ingin jalan kaki, Anda bisa naik andong atau becak yang ada di kawasan Malioboro, dan sebaiknya Anda menawar terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk naik.

2. Titik Nol Kilometer Jogja
Letaknya masih di kawasan Malioboro, tepatnya di sebelah selatan Malioboro. Ini merupakan tempat nongkrongnya orang-orang dari segala usia, mulai dari yang muda hingga yang tua. Di Titik Nol Kilometer ini terdapat beberapa bangunan bersejarah, yakni Kantor Pos Besar, gedung BNI 46, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, dan juga terdapat Monumen Serangan Umum 1 Maret.
Bila malam hari, di Titik Nol ini ramai dengan orang-orang yang nongkrong. Anda bisa duduk bersantai sambil menikmati suasana malam pusat kota Jogja. Bagi Anda yang suka foto-foto, tempat ini sangat cocok sekali untuk Anda berfoto-foto ria karena memiliki background yang bagus, apalagi pada malam hari, akan terlihat indah dengan cahaya lampu berwarna kuning.

Sumber: Google
Titik Nol Kilometer Jogja

Anda tidak akan dikenakan retribusi untuk menikmati suasana di Titik Nol Kilometer ini. Anda hanya akan dikenakan tarif parkir apabila Anda membawa kendaraan pribadi. 

3. Taman Sari Jogja
Taman Sari merupakan situs bekas taman Keraton Yogyakarta yang dibangun pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I (1758-1765). Taman Sari ini letaknya tidak jauh dari Keraton Yogyakarta, kurang lebih 1 kilometer, dan tidak jauh dari Alun-alun Selatan.
Taman sari ini mempunyai 57 bangunan yang terdiri dari kompleks kolam pemandian, danau buatan, pulau buatan, jembatan gantung, kanal air, taman, lorong bawah tanah, serta beberapa bangunan dengan arsitektur Eropa, Cina, Jawa, Hindu, Buddha, dan Islam.

Sumber: Foto pribadi
Kompleks kolam pemandian Taman Sari Jogja

Sumber: Foto pribadi
Lorong bawah tanah Taman Sari Jogja

Untuk masuk Taman Sari ini, kita akan dikenakan harga tiket masuk sebesar Rp 3.000,- untuk wisatawan lokal dan Rp 7.000,- untuk wisatawan asing. Selain itu, di tempat ini juga menawarkan jasa pemandu untuk mengitari kompleks Taman Sari. Para pemandu itu tidak mematok tarif, Anda bisa memberi sukarela. Untuk jam bukanya sendiri, Taman Sari buka pukul 08.00-14.00
Untuk menuju Taman Sari, bila Anda dari Malioboro, Anda bisa menuju ke selatan menuju ke Alun-alun Utara. Setelah itu belok kanan, ambil jalan sebelah barat alun-alun hingga Anda sampai di perempatan pertama lalu belok kiri. Ikuti terus jalan tersebut.  

4. Alun-alun Selatan (Alun-alun Kidul/Alkid) Yogyakarta
Alun-alun Selatan (Alun-alun Kidul/Alkid) Yogyakarta ini letaknya di sebelah selatan Keraton Yogyakarta. Yang menjadi salah satu ciri khas di Alun-alun Kidul ini adalah adanya pohon beringin kembar yang terletak di tengah alun-alun. Di sini ada sebuah ritual yang dinamakan ritual laku masangin, yakni ritual berjalan melewati celah beringin kembar itu dengan mata tertutup. Konon, katanya, orang-orang yang berhasil melewati celah itu, berarti hatinya bersih dan keinginannya akan terkabul. Anda boleh saja memercayainya, dan boleh saja tidak. Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk mencobanya?   

Sumber: Google
Pohon beringin kembar di Alun-alun Kidul Yogyakarta

Menjelang malam hari, Alun-alun Kidul akan semakin ramai pengunjung. Warung-warung makan pun juga mulai buka. Di sini Anda juga bisa menyewa kendaraan atau becak kayuh yang dihiasi lampu-lampu. Harga sewanya sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu untuk 2 kali putaran. Bila Anda pintar menawar, bukan tidak mungkin Anda akan mendapatkan harga yang lebih murah lagi.

Sumber: Google
Becak lampu di Alun-alun Kidul Yogyakarta

Untuk menuju Alun-alun Kidul, bila Anda dari arah Malioboro, ambil saja rute yang sama seperti menuju Taman Sari, karena letak kedua tempat itu tidaklah jauh.

Itulah tempat-tempat menarik di Yogyakarta yang wajib Anda kunjungi ketika berada di Yogyakarta. Sebenarnya masih banyak lagi tempat menarik di Yogyakarta yang bisa Anda kunjungi. Anda bisa mencarinya di Google. Untuk menuju Yogyakarta pun tidaklah sulit, bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi, ada banyak pilihan transportasi umum yang bisa Anda gunakan, seperti bus, kereta api, dan pesawat terbang.

Well, selamat berkunjung ke Yogyakarta! 
    




Sabtu, 01 Oktober 2016

Tempat-tempat yang Wajib Dikunjungi ketika Berkunjung ke Semarang

Bagi Anda yang berasal dari luar kota Semarang dan ingin mengunjungi Semarang, entah untuk berlibur atau untuk kepentingan lain, berikut ini saya berikan referensi tempat-tempat yang wajib dikunjungi saat  Anda berada di Semarang.

1. Lawang Sewu
Sumber foto: Google
Gedung Lawang Sewu dilihat dari Tugu Muda

Siapa yang tak tahu Lawang Sewu? Bangunan ini merupakan bangunan terkenal di kota Semarang, dan merupakan bangunan bersejarah karena dibangun pada masa penjajahan Belanda, yakni pada tahun 1904 dan selesai tahun 1907. Lawang Sewu menyimpan berbagai cerita mistis, bahkan Lawang Sewu menjadi salah satu bangunan paling angker di Indonesia. Namun, di balik keangkeran Lawang Sewu, tempat ini menjadi salah satu objek wisata yang wajib Anda kunjungi saat berada di Semarang. 
Letak Lawang Sewu ini persis dekat Tugu Muda dan Museum Mandala Bakti. Jam bukanya adalah jam 7 pagi hingga jam 9 malam, dengan harga tiket masuk (HTM) Rp 10.000,- untuk dewasa dan Rp 5.000,- untuk anak-anak umur 3-12 tahun dan juga pelajar. Jika Anda termasuk pemberani, datanglah ke Lawang Sewu pada malam hari. Disarankan untuk menyewa jasa guide agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bagaimana, berani datang ke Lawang Sewu pada malam hari? Hehe.

2. Kawasan Kota Lama
Disebut juga The Little Netherlands, karena bangunan-bangunannya mirip dengan yang ada di Belanda. Ya, di kawasan Kota Lama ini banyak sekali bangunan peninggalan Belanda. Salah satu bangunan yang terkenal adalah Gereja Blenduk. Ini merupakan gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun pada tahun 1753. Salah satu keunikan Gereja Blenduk adalah pada kubahnya yang berbentuk setengah lingkaran, orang-orang setempat menyebutnya "blenduk".
Sumber foto: Foto pribadi 
Gereja Blenduk di kawasan Kota Lama, Semarang

Kawasan Kota Lama ini merupakan spot favorit bagi para pecinta fotografi. Bagi Anda yang suka fotografi, maka Kota Lama cocok untuk menyalurkan hobi fotografi Anda. 

3. Kawasan Simpang Lima
Ini dia pusatnya kota Semarang. Ya, Simpang Lima merupakan pusat atau jantungnya kota Semarang. Disebut Simpang Lima karena merupakan pertemuan dari lima jalan, yakni Jl. Pahlawan, Jl. Pandanaran, Jl. Gajah Mada, Jl. Ahmad Dahlan, dan Jl. Ahmad Yani. Di kawasan Simpang Lima ini terdapat sebuah lapangan besar yang dinamakan Lapangan Pancasila. Selain itu juga terdapat 2 pusat perbelanjaan ternama, yakni Mal Ciputra dan Plasa Simpang Lima. Antara 2 pusat perbelanjaan itu dihubungkan oleh jembatan penghubung, jadi Anda bisa mengunjungi 2 pusat perbelanjaan sekaligus tanpa harus naik kendaraan. Di kawasan Simpang Lima juga terdapat sebuah masjid, yakni Masjid Raya Baiturrahman Semarang. Ini merupakan masjid terbesar kedua di Semarang setelah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Sumber foto: Foto pribadi
Kawasan Simpang Lima, Semarang

Bila malam hari, di Lapangan Simpang Lima ini sangat ramai pengunjung, apalagi kalau malam Minggu. Di sini juga terdapat penyewaan sepeda dan becak berhias lampu. Harga sewanya sekitar Rp 35 ribu untuk becak lampu (sekali putaran) dan Rp 25 ribu untuk sepeda (selama 30 menit). Namun, bila Anda pintar menawar, Anda mungkin bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Untuk kuliner, tak usah khawatir, karena di kawasan Simpang Lima ini banyak sekali warung PKL yang menjajakan makanannya, Anda tinggal pilih mana yang sesuai selera Anda.

4. Vihara Buddhagaya Watugong
Vihara ini letaknya di Semarang Selatan, tepatnya di Jl. Perintis Kemerdekaan, Watugong. Tidak susah untuk mencari tempat ini, karena letaknya persis di pinggir jalan besar. Apabila kita dari arah Semarang mau ke Solo/Jogja, maka vihara ini letaknya di sebelah kiri jalan.
Vihara Buddhagaya Watugong ini diresmikan pada tahun 2006, dan oleh MURI dinyatakan sebagai vihara tertinggi di Indonesia dengan tinggi 45 meter dengan 7 tingkat. Di area vihara ini, kita juga bisa melihat patung Buddha tidur, jadi tak usah jauh-jauh ke Thailand kalau ingin melihat patung Buddha tidur. Hehe.
Sumber foto: Foto pribadi
Pagoda Avalokitesvara Buddhagaya Watugong

Sumber foto: Google
Patung Buddha tidur di Vihara Buddhagaya Watugong

Untuk masuk ke Vihara Buddhagaya ini tidak dipungut biaya sama sekali, kita bisa memberi uang secara sukarela. Untuk jam bukanya mulai jam 07.00-21.00 WIB.

5. Pusat oleh-oleh khas Semarang di Jalan Pandanaran
Nah, berkunjung ke Semarang itu tidak lengkap kalau tidak membawa oleh-oleh khas Semarang. Bagi Anda yang ingin membeli oleh-oleh khas Semarang, Anda bisa mampir ke pusat oleh-oleh yang ada di Jalan Pandanaran. Letak Jalan Pandanaran sendiri tak jauh dari kawasan Simpang Lima, tepatnya di sebelah barat. Di sini banyak sekali toko yang menjual oleh-oleh khas Semarang, seperti bandeng presto, wingko babat, loenpia Semarang, dan masih banyak lagi makanan lain.   
  Sumber foto: Google
Pusat oleh-oleh khas Semarang di Jalan Pandanaran

Itu referensi tempat-tempat di Semarang yang wajib Anda kunjungi saat berkunjung ke Semarang. Sebenarnya masih banyak tempat atau objek wisata yang menarik di Semarang, Anda bisa search di Google. Masalah transportasi menuju dan dari Semarang tidak perlu khawatir, karena ada banyak pilihan transportasi. Bagi Anda yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, Anda bisa menggunakan bus, pesawat terbang, kereta api, atau kapal, tergantung dari mana Anda berangkat.

Oke, selamat berkunjung ke Semarang!